Bandung -
Lapangan Gasibu pada Sabtu Sore (2/9) dipenuhi oleh remaja Bandung. Magnet yang
menyedotnya adalah sebuah roadshow event MTV Asia Exit. Roadshowini
merupakan konser yang menggaet misi penting Kampanye melawan perdagangan
manusia (Human Trafficking). Sebab itu dinamai EXIT, kepanjangan
dari End Exploitation and Trafficking (Akhiri
Eksploitasi dan Perdagangan Manusia!) Konser ini akan dilakukan di
beberapa negara Asia dan Bandung mendapatkehormatan untuk menjadi tuan rumah
pertama penyelenggaraan MTV Exit.
Penyelenggara
MTV Exit terdiri dari berbagai elemen. Selain tentu dari pihak MTV, juga
komunitas, serta LSM seperti IOM (International Organization for Migration),
Walkfree, juga Dialog. Aparatur Pemprov Jabar sebagai tuan rumah pun tak
ketinggalan. Pada momen sore tersebut, hadir langsung Gubernur Jabar Ahmad
Heryawan, juga Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) Jabar, bunda Netty Prasetyani.
Berkesempatan mengkampanyekan penaggulangan dan penanganan Human Trafficking, Netty Prasetyani tampil di hadapan sekitar 2000 remaja yang memadati lapangan Gasibu. Lewat berbagai kisah nyata perdagangan manusia yang mudah dimengerti remaja, ia mengingatkan mereka untuk tak mudah terayu ajakan-ajakan orang dan perusahaan 'tak jelas' yang mencurigakan. Sebab biasanya berakhir dengan eksploitasi tenaga tanpagaji, atau eksployasi seksual.
Acara yang
dipandu Daniel Mananta dan Millane Fernandez ini berlangsung hingga malam hari.
Diramaikan oleh band terkemuka seperti Expatriate (Australia), The
Changchuters, D'Masiv, Pas Band, Bondan Prakoso & Fade2black, Kikan,
Winner, Speaker First, Rosemary dan Glory of Love.
AS Gaet Jabar
Tekan Human Trafficking
Malam
harinya, Dubes Amerika untuk Indonesia Scot Marciel bertandang ke Rumah Dinas
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Tujuan kedatangannya, masih dalam kerangka
pemerangan terhadap liarnya aktivitas perdagangan manusia.
Secara umum,
Dubes menyatakan pujian atas pola dan kinerja Gubernur yang mendapat gelar
Doktor Kehormatan (Honoris Causa) dari Youngsan University atas kemampuannya
menata dan mengimplementasikan kebijakan dan program pemerintah provinsi.
Mereka menilai, Heryawan dan Istri telah bekerja sangat aktif dalam
memerangi Human Trafficking. Terbukti dalam banyak hal seperti
dibuatnya Perda mengenai Pencegahan dan Penanganan Human Trafficking,
dibentuknya P2TP2A Jabar, serta digagalkannya upaya 'penyelundupan' manusia
keluar Jabar.
Netty
PRasetyani Heryawan, sebagai kepala P2TP2A Jabar di kesempatan itu
mengungkapkan mengenai keberhasilan Jabar menggagalkan 232 kasus Human
Trafficking yang nyaris tersebar merata terjadi di 26 Kabupaten Kota
di Jabar. Ia juga menjelaskan kesulitan yang dihadapi dalam upaya ini. Pertama,
adalah biaya yang tinggi dalam upaya Penegakan Hukum, sebab kebanyakan kasus
yang melibatkan warga Jabar terjadi diluar Jabar atau diluar negeri. Selain
itu, upaya Pencerdasan Masyarakat serta Media juga menuntut dana besar
disamping upaya Monitoring dan Evaluasi.
Tak canggung, Netty meminta pada Dubes untuk langsung bekerjasama dengan
P2TP2A. Hal ini disambut positif karena ternyata USAID juga telah berencana
untuk itu. Akhirnya disepakati bahwa Dubes akan segera menyodorkan Proposal ke
Wahington, untuk mewujudkan sebuah Pilot Project pencegahan dan penekanan Human
Trafficking di Kabupaten Sukabumi. Namun ia mengingatkan Gubernur, agar ia mau
bersabar sebab Dubes tak menampik bahwa proses birokrasi di Amerika juga akan
memakan waktu. (Roni/Khan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar